MERAJALELANYA VIDEO PORNO
PADA PELAJAR
Kata
video porno sudah tidak asing lagi bagi para pelajar, Dalam era globalisasi
ini,teknologi semakin canggih begitu pula dengan video porno yang merajalela ke
pelajar-pelajar sekolah.Diperkirakan kurang lebih 500 ribu pelajar menonton
video porno.hal ini disebabkan karena faktor dari keluarga dan factor dari
lingkungan.Video porno ini banyak beredar terhadap pelajar sekolah,terutama
pelajar SMP dan SMA,hal ini perlu di cegah agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak di iginkan,
Video
porno di sebabkan dari factor keluarga misalnya,ada seorang keluarga
miskin,karena ia saking susahnya mendapatkan uang lalu ibunya yang cantik ini
menjual harga dirinya,karena ia senang dapat uang banyak dengan bekerja seperti
itu,lalu ia mengajak anaknya ini melakukan seperti hal itu juga.hal ini harus
di hindari terhadap keluarga miskin atau keluarga yang mampu,
Video porno
di sebabkan dari factor lingkungan misalnya ada seorang anak sekolah sedang
pulang sekolah,lalu ia mengajak temannya main ke rumahnya,ketika sampai di
rumahnya lalu ia menyalakan video porno tersebut.hal itu bisa terjerumus hal
yang tidak diiginkan.
Selain
factor keluarga dan factor
lingkungan,ada juga factor dari alat
teknologi,misalnya Hp,kurang lebih 500 ribu orang memiliki handphone yang
berisi video porno,jdi hal itu bias menyebar ke pelajar sekolah.
Maraknya peredaran video porno yang diduga dilakukan oleh
artis ternyata juga membuat Dinas Pendidikan Pemprov DKI resah. Razia ponsel
pelajar pun digelar.
Menurut Taufik beredarnya video porno tersebut dikhawatirkan memberikan dampak negatif bagi para pelajar, mengingat orang yang berperan dalam video adalah idola yang sangat digandrungi para anak didiknya.
Taufik menegaskan jika dirinya akan segera menerbitkan surat edaran kepada tiap kepala sekolah untuk segera melakukan pembinaan kepada para siswanya.
Maraknya video porno di kalangan pelajar telah menjadi masalah nasional. Bukan hanya di Jambi, pelajar di daerah manapun hampir dipastikan bisa mengaksesnya secara bebas.
Akses internet siswa sewaktu belajar di sekolah seharusnya diamankan,
Menurut Taufik beredarnya video porno tersebut dikhawatirkan memberikan dampak negatif bagi para pelajar, mengingat orang yang berperan dalam video adalah idola yang sangat digandrungi para anak didiknya.
Taufik menegaskan jika dirinya akan segera menerbitkan surat edaran kepada tiap kepala sekolah untuk segera melakukan pembinaan kepada para siswanya.
Maraknya video porno di kalangan pelajar telah menjadi masalah nasional. Bukan hanya di Jambi, pelajar di daerah manapun hampir dipastikan bisa mengaksesnya secara bebas.
Akses internet siswa sewaktu belajar di sekolah seharusnya diamankan,
Yang memprihatinkan, sebagian pelaku video porno tersebut adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Ada pula yang dilakukan anggota dewan.
Fenomena tersebut tak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi juga dilakukan para pelajar dan remaja di pelosok daerah. Contohnya adalah video mesum yang diduga dilakukan siswi salah satu SMA di Demak. Juga video berdurasi tiga menit berjudul Jatisrono Bergoyang yang menghebohkan warga Wonogiri.
Tak heran, di beberapa kota kini tengah gencar dilakukan razia terhadap ponsel pelajar. Harapannya, pelajar tidak lagi menyimpan gambar maupun video porno di ponselnya. Namun nyatanya, justru saat ini peredaran video porno lewat ponsel semakin marak.
Sering sekali kita mendengar
kata-kata porno, sering kali juga kita melihat hal-hal yang porno. Sengaja
maupun tidak sengaja kita selalu berhadapan dengan hal ini. Tanpa kita sadari
dampak negatif dari hal ini sangatlah besar, apalagi dalam dunia pendidikan.
Dan perlu kita garis bawahi, pengaruh luar pada saat generasi muda ini harus
kita perhatikan, mereka sangatlah liar, mereka mudah goyang iman.
Sarana teknologi yang canggih, yang
salah satu fasilitasnya bisa menampilkan video benar-benar sangat dimanfaatkan
oleh para pemuda saat ini, akan tetapi sarana ini mereka buat untuk melihat
video yang berbau xxx. Tak hanya itu, mereka juga merekam adegan mereka sendiri
saat bermesraan dengan lawan pasangannya. Mungkin maksud mereka dibuat
momen yang bagus, padahal tanpa mereka sadari hal
ini akan menjadi senjata untuk membunuh mereka sendiri.
Ada beberapa hal yang harus kita
perhatikan apa dampak negatif apabila sesekali kita pernah menonton film
beradegan syetan semacam ini :
- Secara otomatis pikiran akan berubah, akan sering berfatamorgana, tidak fokus dengan apa yang menjadi kewajiban seperti sekolah, ibadah, belajar, mengaji ataupun yang yang berhubungan dengan kewajiban.
- Kehilangan semangat dan tenaga, kewajiaban akan ditinggalkan, maksiat terus dilakukan.
- Cenderung berbuat nekat, tidak ada istilah hukuman bagi mereka.
- Kurang menghormati orang yang lebih tua dari dia, hilangnya sopan santun.
- Menguangi semangat dalam beraktifitas.
Tontonan-tontonan acara televisi
sekarang ini cenderung kepada hal-hal yang romantis yang sama sekali tidak
mendidik para generasi muda ini. Acara sinetron cinta, acara telenovela,
kebanyakan ke hal-hal yang justru mempengaruhi pola pikir mereka yang belum
saatnya mereka lakukan. Tugas mereka hanyalah belajar dan berkreasi positif,
yang bisa bermanfaat bagi diri mereka, bagi orang didekat mereka, khususnya
bagi orang tua mereka, dan umumnya bagi dunia pendidikan dan bagi Agama dan Negara.
Maraknya peredatan video porno yang diperankan publik
figure dengan mengumbar aurat di depan kamera dan menjadi konsumsi publik,
merupakan contoh kebobrokan moral pelakunya. Perilaku yang menyimpang dari
ajaran agama itu tidak patut kita tiru. Pornografi tidak seharusnya ada di
Negara ini. Karena pornografi merupakan ancaman bagi moral anak bangsa.
Beredarnya viedo mesum tersebut telah membuat keresahan berbagai lapisan
kalangan masyarakat. Bagi pelaku dan pengedar video porno agar mendapat hukuman
yang setimpal seperti yang adalam undang-undang anti pornografi dengan ancaman
penjara untuk memberi efek jera.Keseriusan pemerintah dan pihak kepolisian
untuk memerangi pornografi patut kita dukung agar bangsa ini terbebas dari
hal-hal yang dapat merusak moral generasi
Untuk mengatasinya Sebagai manusia beriman yang
bersosialisasi, kita lebih baik saling mengingatkan antar sesama agar di antara
kita tidak terjadi hal yang tidak diiginkan.untuk menghindari hal tersebut maka
kita lebih baik mendekatkan diri kpada tuhan yang maha esa.
Maraknya isu video porno mirip artis
belakangan ini benar-benar meresahkan banyak pihak. Pada sisi lain, isu video
tersebut ditengarai juga menimbulkan rasa penasaran pada beragam kalangan
terutama para pelajar mengingat isi video tersebut diisukan melibatkan para
artis yang menjadi idola mereka. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan
orang tua dan para guru di sekolah-sekolah. Para pelajar diduga mengunduh film
tersbut dari internet dan menyimpan ke dalam telepon seluler. Akibatnya, para
guru di berbagai sekolah memutuskan untuk melakukan razia telepon seluler para
siswa.
Ditinjau dari perspektif norma-norma
yang berlaku secara umum, telepon seluler sebenarnya merupakan barang milik
pribadi yang tidak patut dilihat oleh orang lain yang bukan pemiliknya. Umumnya
siapapun tentu akan merasa tidak nyaman jika telepon selulernya diobok-obok
oleh orang lain karena biasanya telepon seluler berisi hal-hal yang bersifat
pribadi, misalnya nomor telepon keluarga dekat atau data penting lain yang
tidak patut diketahui orang yang tidak berhak.
Lazimnya pemeriksaan terhadap barang
milik pribadi dilakukan oleh penegak hukum jika ditengarai barang tersebut
terkait dengan suatu tindak kejahatan. Inipun tidak dapat dilakukan secara
sembarangan dan serampangan karena aparat penegak hukum pun bisa dituntut
melalui prosedur pra peradilan jika salah dalam bertindak. Oleh karena itu jika
para guru melakukan razia telepon seluler para pelajar, kebijakan para guru
tersebut seolah mencurigai para siswa sebagai pelaku kejahatan. Dalam hal ini
para pelajar tersebut dicurigai menyimpan copy video porno. Padahal, belum
tentu semua pelajar menyimpan file film kurang bermanfaat yang biasanya memakan
cukup banyak ruang kartu memori. Tapi entahlah jika para guru tersebut
beranggapan bahwa isi kepala para siswanya sudah terkontaminasi virus
pornografi. Namun, ini tentu merupakan suatu anggapan yang terlalu berlebihan.
Konvensi Hak Anak menguraikan hak-hak anak-anak untuk dilindungi
dari penyiksaan dan kekerasan. Konvensi tersebut juga mengatur definisi
anak-anak dengan jelas, yakni setiap manusia di bawah usia 18 tahun. Sedangkan
kategori rentang waktu usia hingga 18 tahun lazimnya mencakup para pelajar
sekolah dasar hingga sekolah menengah.
Mengingat dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kebijakan semacam itu, mestinya perlu diambil suatu kebijakan
lain untuk mencegah timbulnya dampak negatif dari penyebaran film-film porno
yang diunduh dari internet. Kebijakan tersebut haruslah suatu kebijakan yang
dapat menanggulangi permasalahan sejak dari akarnya dan bukan suatu kebijakan razia
telepon seluler yang seolah memadamkan api tanpa menemukan titik apinya ataupun
menghilangkan gunung es di laut tanpa menemukan dasarnya. Dalam hal ini,
kebijakan yang dimaksud adalah menggalakkan sosialisasi berinternet secara
sehat. Sosialisasi semacam ini lebih tepat dilakukan oleh para guru sesuai
dengan peran mereka sebagai pendidik. Lagipula kebijakan ini tentu lebih baik
dibanding kebijakan untuk merazia telepon seluler para pelajar yang justru
cenderung merubah peran guru dari pendidik sebagai penghukum (punisher).
Hingga saat ini, sosialisasi
“berinternet secara sehat” memang belum terdengar gaungnya. Padahal sosialisasi
tersebut merupakan satu jawaban efektif untuk melawan penyebaran film porno
melalui internet yang ditengarai marak belakangan ini. Sosialisasi tersebut
misalnya bisa dilakukan oleh para guru ketika mengajar di dalam kelas. Sebagai
ilustrasi, guru sejarah bisa mengajak para siswa untuk belajar sejarah dengan
mengunduh film-film pendidikan sejarah dari National Geographic Channel,
Discovery Channel maupun History Channel yang dipublikasikan melalui youtube.com.
Para guru fisika dan biologi juga dapat menganjurkan siswanya untuk belajar
melalui film-film yang diproduksi channel BBC Knowledge dan
dipublikasikan di internet. Ini bukan berarti penulis bermaksud mempromosikan
kanal-kanal tersebut melainkan hanya mengetengahkan sebagai contoh. Lagi pula
film-film pendidikan sejenis itu bisa menjadi media pelatihan listening in
English bagi para pelajar. Akan lebih baik jika para guru tersebut
menjadikan film-film semacam itu sebagai bahan pembuatan essay tugas sekolah
maupun bahan diskusi di dalam kelas.
Sedikit materi dari hernatreu.wordpress.com
Sedikit materi dari edukasi.kompasiana.com