Harapan Berasal dari kata harapan yang berarti keinginan supaya
sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi. Dengan demikian Harapan menyangkut Masa Depan.
Contoh : seorang
Mahasiswi. Ia Rajin Belajar dengan harapan didalam ujian semester mendapatkan
angka yang Baik. amin hadir seorang wiraswasta yang rajin. sejak mulai
menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju, ia
yakin usahanya ia menjadi kenyataan, karena itu ia berusaha bersungguh-sungguh
dengan usahanya.
Harapan dan
Cita-cita mempunyai Persamaan yaitu :
Keduanya
menyangkut Masa Depan karena belum Terwujud.
pada umumnya
dengan Cita-Cita maupun Harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau
meningkat.
sebab Manusia
Mempunyai Harapan
ada 2 ha yang
mendorong orang hidup bergaul dengan Manusia lain, yakni :
Dorongan
Kodrat
Dorongan
kebutuhan Hidup
Menurut Abraham
Maslow, kodratnya Harapan Manusia atau Kebutuhan Manusia itu ialah :
a. Kelangsungan
Hidup ( Survival )
b. Keamanan
( Safety )
c. Hak dan
Kewajiban mencintai dan Dicintai ( be loving and love )
d. Diakui
Lingkungan ( status )
e. Perwujudan
Cita-Cita ( Self Actualization )
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. ada Jenis pengetahuan yag
dimiliki seseorang, bukan karenamerupakan Hasil Penyelidik sendiri, melainkan
diterima dari orang lain. kebenaran Pengetahuan yang didasarkan atas orang lain
itu disebabkan karena orang lain tu dapat dipercaya. yang diselidiki bukan lagi
masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak.
pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu
disebut Kepercayaan.
Berbagai
Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
Dasar Kepercayaan adalah Kebenaran. Sumber Kebenaran adalah Manusia.
Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan
pada diri Sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi
manusia. Percaya pada diri sendiri pada Hakekatnya percaya pada Tuhan
yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah,
dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercaya
kepadanya.
2. Kepercayaan
Kepada Orang Lain
Percaya pada Orang lain itu dapat Berupa percaya kepada Saudara,
Orang Tua, Guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada Orang Lain itu sudah tentu
percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau
terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena
ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji
itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan
Kepada Pemerintah
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari
rakyat, dan milik rakyat adalah Negara dan rakyat itu menjelma pada negara.
Sseorang mempunyai arti hanya dalam Masyarakat, dan Negara. Hanya Negara
sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada Negara.
Satu-satunya yang mempunyai Hak adalah Negara. Manusia perseorangan tidak
mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik
teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar,
karena Tuhan adalah sumber kebenaran, sehingga wajar jika Manusia sebagai warga
negara percaya kepada negara dan pemerintah.
4.
Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena
keberadaan Manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan Berarti keyakinan akan
kebenaran adanya Tuhan. Oleh Karena itu, jika Manusia ingin memohon pertolongan
kepadanya, maka manusia harus percaya kepada Tuhan.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap Orang
mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan
fokus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan.
terdapat 3 Teori
kebenaran yaitu :
Teori Koherensi
atau Konsistensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
Teori
Korespondensi yaitu suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan
benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorenponden(berhubungan)dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Teori
Pragmatis yaitu kebenaran sutu pernyataan diukur dengan kriteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.