Minggu, 27 Januari 2013

MANAJEMEN PROYEK BANK


MANAJEMEN PROYEK BANK
            Dari paper yang telah di tulis pada manajemen resiko,berikut ini kita membuat manajemen proyek untuk menyelesaikan sebuah masalah yang ada pada manajemen resiko.
Dari manajemen resiko tersebut kita telah mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi untuk itu saya membuat sebuah proyek yang bertemakan “seribu masalah satu solusi”.
            Kita memang telah mengetahui cara penyelesaian masalah pada manajemen resiko tersebut tapi di dalam manajemen proyek ini kita menyelesaikan masalah dari masalah yang ada dengan membuat sebuah perusahaan atau sebuah team penyelesaian manajemen resiko dimana permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan bersama-sama.
            Dari proyek ini saya menghabiskan banyak biaya kurang lebih Rp. 1.190.000.000, yang digunakan untuk keperluan-keperluan yang di butuhkan untuk kepedulian nasabah bank,agar lancar dalam pemprosesan transaksi. Misalnya, peningkatan database komputer agar cepat teratasi masalah nasabah bank dan nasabah tidak menunggu lama,yang kedua pada permaslahan suku bunga, tim penyelesaian dapat menyelesaikan masalah dengan cara membagi pengaturan suku bunga. Dan pada valuta asing tim kami melaksanakan sistem peluang pada saat permasalahan valas.
            Berikut ini adalah pendataan biaya pada permasalahan tersebut :
Yang di butuhkan
Pengeluaran
Peningkatan komputer
Rp. 200.000.000
Peningkatan jaringan
Rp. 150.000.000
Peningkatan data base komputer
Rp. 140.000.000
Peningkatan kenyamanan
Rp. 70.000.000
Peningkatan pelayanan
Rp. 80.000.000
Peningkatan pengaturan pada permasalahan yang ada
Rp. 200.000.000
Gaji kelompok kariawan
Rp. 200.000.000
Gaji kelompok tim penyelesaian
Rp. 150.000.000
Total
Rp. 1.190.000.000

Penjelasan pembiayaan :
Pada permasalahan pertama kita membutuhkan komputer yang teknologinya cepat dan tidak menunggu lama,kemudian kita menyiapkan jaringan yang sangat cepat apabila ada nasabah yang ingin mentranfer uang,kemudian peningkatan database harus di pastikan akurat agar tidak terjadi kesalahan data di saat teller mengambil data nasabah.
Kemudian pada masalah kedua kita gunakan pengaturan suku bunga yaitu suku bunga tersebut dalam jangka waktu lamanya dan ketetapan suku bunganya kita atur agar nasabah dapat melakukan pinjaman.
Dan pada permasalahan ketiga tim kami melakukan sistem peluang pada valas artinya apabila harga dollar naik sistem peluang kami dengan meningkatkan uang kas bank yang di fungsikan untuk mengatasi masalah seperti pada masalah pertama. apabila valas naik sehingga rata-rata harga elektronik naik, maka di saat permasalahan valas kemudian sistem kami error atau ada permasalahan lainnya kami menggunakan simpanan pada uang kas,bukan hanya itu saja kita mengajukan kepada negara apabila ada seorang yang bisa membuat teknologi canggih untuk keamanan bank maka kita bisa melakukan sistem pengamanan pada investasi negara dan terhadap valuta asing.

BAB IV



BAB I

MANAJEMEN RESIKO BANK PADA PERKREDITAN BANK,SUKU BUNGA DAN VALUTA ASING TERHADAP IT

1.1  Latar Belakang dan rumusan masalah yang di dapat
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian resiko,pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Disini saya akan menjelaskan tentang manajemen resiko perkreditan bank dan manajemen resiko bank pada suku bunga dan valuta asing. Di dalam perusahan bank banyak sekali kita temui yang namanya perkreditan untuk kewirausahaan,dan data-data suku bunga atau valuta asing, masalah di dalam perkreditan bank dan di suku bunga serta valas itu banyak sekali,apa sih msalahnya? 
1. Masalah pertama pada perkreditan bank di dalam bidang IT yaitu,banyak sekali kita temukan yang namanya jaringannya lagi error lah atau komputernya lgi ada masalah sehingga banyak client atau nasabah yang ingin melakukan transaksi jadi sulit,mengapa hal itu bisa terjadi? Perhatikan enjelasan pada bab 2.
2. Masalah kedua adalah pada suku bunga, di bank-bank banyak sekali kita temui yang namanya suku bunga,banyak sekali orang mengatakan bunganya gede,atau bunganya ketinggian ngambil persenannya.sehingga orang yang ingin meminjam pinjaman bank jadi merasa berat gara-gara suku bunga itu,lalu apa masalahnya terhadap suku bunga dan IT ?, perhatikan penjelasan pada bab 2.
3. Masalah ketiga adalah pada valas(valuta asing), banyak sekali masalah pada valuta asing terhadap barang-barang IT,maksudnya adalah di saat valuta asing naik maka kebutuhan yang berbasis IT juga naik,misalnya seperti harga laptop yang tadinya  Rp 4.500.000 menjadi Rp.5.000.000,dan seterusnya. mengapa hal itu bisa terjadi? Perhatikan penjelasan pada bab 2.



BAB II

PENJELASAN PERMASALAHAN TERHADAP PERKREDITAN BANK, SUKU BUNGA DAN VALUTA ASING DALAM IT 

2.1 Perkreditan Bank
sebelum membahas masalah-masalah yang di jelaskan di bab 1,perlu kita ketahui Tujuan dari manajemen risiko kredit bank adalah untuk memaksimalkan tingkat pengembalian kepada bank dengan menjaga resiko pemberian kredit supaya berada di parameter yang dapat diterima. Bank perlu mengelola risiko kredit dari seluruh portofolio serta risiko dari individu atau kredit atau transaksi. Bagi sebagian besar bank, pinjaman adalah yang terbesar dan juga sumber resiko kredit , namun sumber-sumber risiko kredit lain juga terdapat di seluruh kegiatan bank, termasuk pembukuan perbankan dan pembukuan perdagangan baik yang di dalam atau di luar neraca. Resiko kredit perbankan semakin meningkat (atau resiko dari pihak lainnya ) di berbagai instrumen keuangan selain pinjaman termasuk penerimaan, transaksi antar bank, pembiayaan perdagangan, transaksi valuta asing, masa depan keuangan, swap, obligasi, ekuitas, opsi dan perluasan komitmen dan jaminan, penyelesaian transaksi.
Berikut ini adalah penjelasan dari bab 1 pada permasalahan pertama, hal itu terjadi karena sarana dan prasarana IT kurang memadai,meskipun tampaknya dari luar bagus,selain itu tingkatan untuk mengatur jaringan internetnya atau jaringan data basenya juga sangat kurang ataupun terbatas,sehingga jaringan suka lelet atau bermasalah, saya pernah melihat di suatu bank ada seorang ibu-ibu dia sedang bertransaksi untuk melunasi pinjaman pada bank,nah di saat itu sistem di bagian database komputernya mengalami gangguan,kemudian ibu itu di persilahkan duduk nanti di panggil lagi,kurang lebih 1 jam ibu-ibu ini resah dan dia mulai kesal terhadap bank itu,akhirnya karena ibu-ibu ini kesal  dia meminta kepada manager banknya untuk memberikan kwitansi pembayaran yang sah tanpa menunggu lama pembenaran database. Seharusnya hal itu bisa di selesaikan,bagaimana caranya? Perhatikan penjelasannya pada bab 3

2.2 Suku Bunga 
Sebelum mengetahui apa masalah pada suku bunga terhadap IT, perhatikan penjelasan berikut,
Risiko Suku Bunga adalah risiko efek negatif pada hasil keuangan dan modal bank yang disebabkan oleh perubahan suku bunga. Tujuan yang menyeluruh dari manajemen risiko suku bunga adalah untuk memastikan mekanisme arus kas yang besar tanpa adanya ketidaksesuaian dalam aset dan kewajiban segmen. Sebagai perantara keuangan, bank menghadapi risiko suku bunga dalam beberapa cara seperti:
Risiko Re-Pricing: bentuk utama risiko suku bunga naik adakah perbedaan waktu jatuh tempo (untuk suku bunga tetap) dan re-pricing (untuk suku bunga mengambang) dari aset, posisi kewajiban off-balance-sheet (OBS). Mereka dapat mengekspos bank “pendapatan dan aset” mendasari nilai ekonomi yang tak terduga tentang fluktuasi tingkat bunga yang cenderung terlalu sering dan tidak stabil.
Risiko Kurva Hasil: Ketidaksesuaian harga juga dapat membuat bank untuk melakukan perubahan kemiringan dan bentuk kurva hasil. Risiko kurva hasil tak terduga muncul ketika pergeseran kurva hasil telah merugikan bank pendapatan atau nilai ekonomi aset porfolio mereka.
Risiko Dasar: Risiko bahwa tingkat bunga untuk aktiva dan kewajiban yang berbeda dapat berubah dalam besaran yang berbeda maka disebut risiko dasar. Risiko tersebut timbul karena korelasi tidak sempurna dalam penyesuaian dari tarif yang diterima dan dibayarkan pada instrumen yang berbeda dengan karakteristik penentuan ulang harga yang bijaksana.
Resiko Pilihan Bawaan: Sebuah opsi memberikan pemegang hak (namun bukanlah kewajiban) untuk membeli, menjual atau dalam beberapa cara mengubah arus kas instrumen atau kontrak keuangan. Pilihan instrumen yang mungkin berdiri sendiri seperti pertukaran-opsi dan kontrak perdagangan over-the-counter (OTC), atau mereka mungkin akan tertanam di dalam instrumen standar sebaliknya. Saat bank menggunakan nilai tukar dan pilihan OTC- di kedua bidang perdagangan dan akun non-trading, instrumen dengan pilihan bawaan biasanya hal paling penting dalam kegiatan non-perdagangan.
Resiko investasi ulang: ketidakpastian tentang masa depan tingkat suku bunga menimbulkan risiko investasi ulang sebagai arus kas masa depan yang akan diinvestasikan kembali pada tingkat yang tidak diketahui saat ini. Kurva dengan hasil biasa, tanpa bootstrap, tidak diperhitungkan sebagai risiko investasi ulang.
Setelah mengetahui penjelasan tersebut,dapat kita tentukan apa masalahnya pada IT, masalahnya adalah perangkat IT yang canggih sehingga untuk meminjam bunganya menjadi naik, maksudnya adalah seperti peningkatan jaringan computer dan database yang canggih,sehingga transaksi menjadi lebih mudah,tapi factor kendalanya adalah suku bunganya menjadi naik yang tadinya bunganya 10% menjadi 15%,sehingga orang menjadi malas melakukan transaksi peminjaman dana perkreditan. Saya pernah melihat di suatu bank ketika saya sedang mengambil uang beasiswa ada seorang ibu dia ingin meminjam di bank tersebut dia bertanya pada teller bank tersebut,seketika dia tahu bunga bank tersebut 15% lalu ia bertanya,mengapa mahal?, kata teller bank nya, itu adalah bunga harga standar kami,karena peminjaman disini dapat melakukan pinjaman siap antar melalui telpon dan setiap yang meminjam mndapatkan bonus apabila sudah melunasi pinjaman tersebut. akhirnya dengan bunga yang 15% pelaku transaksi itu tidak jadi meminjam. Seharusnya bunga dan keseimbangan orang ingin meminjam itu harus di sesuaikan.

2.3 Valas (valuta Asing)
sebelum mengetahui permasalahan yang di jelaskan di bab 1,untuk itu perlu kita ketahui apa itu valas.
Pengertian Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun
foreign currency adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi keuangan internasional disebut dengan hard currency, yaitu mata uang yang berasal dari negara maju dan nilainya relatif stabil serta kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibanding mata uang dari negara lainnya.
Sebaliknya mata uang yang berasal dari negara berkembang atau Negara dunia ketiga jarang digunakan sebagai alat pembayaran antar negara karena nilainya relatif tidak stabil dan kadang mengalami depresiasi atau penurunan nilai, mata uang tersebut sering disebut dengan soft currency.
Hard currency berasal dari negara-negara maju seperti Dollar-Amerika serikat (USD), Yen-Jepang (JPY), Euro (EUR), Poundsterling-Inggris (GBP), Dollar-Canada (CAD), Swiss-Franc (CHF), Dollar-Australia (AUD), dan lainlain.
Sedangkan soft currency pada umumnya berasal dari negara berkembang seperti Rupiah-Indonesia (IDR), Bath-Thailand (THB), Peso-Philipina (PHP), Rupee-India (INR), dan lain sebagainya.
Dewasa ini ada ratusan mata uang yang digunakan di puluhan negara di dunia. Dalam praktek perdagangan valuta asing, mata uang dari berbagai Negara ini telah ditentukan kodenya oleh suatu badan internasional yaitu International Organisation for Standardization yang sering disebut dengan ISO. Dalam ISO code ini biasanya mata uang suatu negara hanya diberi kode dengan tiga huruf, dimana dua digit pertama adalah nama negara dan satu digit terakhir (digit ketiga) adalah nama mata uang negara yang bersangkutan, misalkan pada contoh diatas
adalah IDR dimana dua digit pertama menyatakan singkatan nama Negara Indonesia dan digit ketiga merupakan inisial dari Rupiah.
Nilai tukar valas ini selalu berubah-ubah setiap waktu. Pergerakan nilai tukar valas atau (rate valas) ini banyak hal yang mendasarinya, diantaranya adalah :
• Devaluasi/Depresiasi dan Revaluasi/Apresiasi
Devaluasi dan depresiasi adalah penurunan nilai tukar mata uang negara tertentu
terhadap nilai mata uang negara lain, dimana depresiasi penurunannya tidak terlalu besar dan bersifat sementara sedangkan devaluasi penurunannya besar dan biasanya diumumkan secara resmi oleh pemerintah negara yang bersangkutan, begitu pula sebaliknya.
• Nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang
Nilai yang tertera pada mata uang disebut nilai nominal / nilai ekstrinsik,
sedangkan nilai intrinsik adalah nilai yang terkandung dalam mata uang itu sendiri, misalnya bahan yang digunakan untuk membuat mata uang itu (kertas,tinta, ongkos pembuatan, dan lain lain).
• Neraca Pembayaran (Balance of Payment)
Balance of Payment (BOP) ini dapat diartikan sebagai laporan keuangan dari
suatu negara yang menggambarkan aliran kas masuk dan keluar dari atau ke negara lain selama periode satu tahun. Dalam hal transaksinya BOP ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transaksi yaitu transaksi kredit yang menimbulkan kewajiban untuk membayar, misalnya transaksi impor, sedangkan transaksi debit yang menimbulkan arus uang masuk atau hak penerimaan uang, misalnya, transaksi ekspor.
• Cadangan Devisa
Cadangan devisa ini dapat diartikan sebagai total dana dari suatu negara, baik itu
berupa uang, asset likuid atau fasilitas lainnya dalam bentuk mata uang asing yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara. 
• Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi dapat diartikan sebagai tingkat kenaikan harga barang konsumsi
yang terjadi pada kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam persen pertahun.
• Suku Bunga Nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara sebelum
dikurangi tingkat inflasi.
• Suku Bunga Riil
Suku bunga riil adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara setelah dikurangi
dengan tingkat inflasi negara itu.
Berikut ini adalah penjelasan dari bab 1 pada permasalahan ketiga, hal itu terjadi karena mahalnya pajak impor dan ekspor sehingga bahan-bahan kebutuhan IT juga naik, hal ini naik bukan hanya karna mahalnya pajak impor dan ekspor tetapi hal ini terjadi pada kurs uang internasional yaitu dollar, jadi apabila harga dollar naik,maka harga barang-barang yang berbasis IT juga naik. Untuk solusinya adalah,perhatikan penjelasan pada bab 3.

BAB III
Pemecahan Masalah
Pada permasalahan pertama yaitu solusinya adalah kita harus meningkatkan jaringan  internet tersebut dan sistem databasenya harus kita ubah,gunakan sistem database yang akurat, tepat, nyaman, dan tidak mudah error sehingga mudah di cari dalam bentuk apapun dan kita harus membutuhkan 2 komputer untuk solusinya,apabila computer pertama error,maka computer keduanya bisa kita gunakan sebagai kebutuhan nasabah,jdi nasabah tidak perlu kesal lgi untuk menunggu.
Pada permasalahan kedua yaitu solusinya adalah kurangkan suku bunga tersebut sekurang-kurangna 11% atau 12%, meskipun sarana dan prasarana memadai.
pada permasalahan ketiga yaitu solusinya adalah Indonesia harus menciptakan barangbarang yang berbasis IT agar valas dan investasi uang Negara bisa digunakan ke hal yang lain dan tidak menjadi beban Negara pertiap tahunnya atau tiap bulannya.


BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah Bank harus menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah agar nasabah tidak berkomitmen yang negatif, bank harus memilih teknolgi yang canggih agar nasabah merasa nyaman kemudian stabilkan suku bunga agar yang ingin meminjam menjadi tidak berpikir dua kali untuk meminjam.




sumber : wikipedia.com
berbagai sumber dari blogg 

BAB III


BAB III
Pemecahan Masalah
Pada permasalahan pertama yaitu solusinya adalah kita harus meningkatkan jaringan internet tersebut dan sistem databasenya harus kita ubah,gunakan sistem database yang akurat, tepat, nyaman, dan tidak mudah error sehingga mudah di cari dalam bentuk apapun dan kita harus membutuhkan 2 komputer untuk solusinya,apabila computer pertama error,maka computer keduanya bisa kita gunakan sebagai kebutuhan nasabah,jdi nasabah tidak perlu kesal lgi untuk menunggu.
Pada permasalahan kedua yaitu solusinya adalah kurangkan suku bunga tersebut sekurang-kurangna 11% atau 12%, meskipun sarana dan prasarana memadai.
pada permasalahan ketiga yaitu solusinya adalah Indonesia harus menciptakan barangbarang yang berbasis IT agar valas dan investasi uang Negara bisa digunakan ke hal yang lain dan tidak menjadi beban Negara pertiap tahunnya atau tiap bulannya.

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah Bank harus menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah agar nasabah tidak berkomitmen yang negatif, bank harus memilih teknolgi yang canggih agar nasabah merasa nyaman kemudian stabilkan suku bunga agar yang ingin menabung menjadi tidak berpikir dua kali untuk tidak jadi menabung.

BAB II


BAB II

PENJELASAN PERMASALAHAN TERHADAP PERKREDITAN BANK, SUKU  BUNGA DAN VALUTA ASING DALAM IT

2.1 Perkreditan Bank
sebelum membahas masalah -masalah yang di jelaskan di bab 1,perlu kita ketahui Tujuan dari manajemen risiko kredit bank adalah untuk memaksimalkan tingkat pengembalian kepada bank dengan menjaga resiko pemberian kredit supaya berada di parameter yang dapat diterima. Bank perlu mengelola risiko kredit dari seluruh portofolio serta risiko dari individu atau kredit atau transaksi. Bagi sebagian besar bank, pinjaman adalah yang terbesar dan juga sumber resiko kredit , namun sumber-sumber risiko kredit lain juga terdapat di seluruh kegiatan bank, termasuk pembukuan perbankan dan pembukuan perdagangan baik yang di dalam atau di luar neraca. Resiko kredit perbankan semakin meningkat (atau resiko dari pihak lainnya ) di berbagai instrumen keuangan selain pinjaman termasuk penerimaan, transaksi antar bank, pembiayaan perdagangan, transaksi valuta asing, masa depan keuangan, swap, obligasi, ekuitas, opsi dan perluasan komitmen dan jaminan, penyelesaian transaksi.
Berikut ini adalah penjelasan dari bab 1 pada permasalahan pertama, hal itu terjadi karena sarana dan prasarana IT kurang memadai,meskipun tampaknya dari luar bagus,selain itu tingkatan untuk mengatur jaringan internetnya atau jaringan data basenya juga sangat kurang ataupun terbatas,sehingga jaringan suka lelet atau bermasalah, saya pernah melihat di suatu bank ada seorang ibu-ibu dia sedang bertransaksi untuk melunasi pinjaman pada bank,nah di saat itu sistem di bagian database komputernya mengalami gangguan,kemudian ibu itu di persilahkan duduk nanti di panggil lagi,kurang lebih 1 jam ibu-ibu ini resah dan dia mulai kesal terhadap bank itu,akhirnya karena ibu-ibu ini kesal  dia meminta kepada manager banknya untuk memberikan kwitansi pembayaran yang sah tanpa menunggu lama pembenaran database. Seharusnya hal itu bisa di selesaikan,bagaimana caranya? Perhatikan penjelasannya pada bab 3
2.2 Suku Bunga 
Sebelum mengetahui apa masalah pada suku bunga terhadap IT, perhatikan penjelasan berikut,
Risiko Suku Bunga adalah risiko efek negatif pada hasil keuangan dan modal bank yang disebabkan oleh perubahan suku bunga. Tujuan yang menyeluruh dari manajemen risiko suku bunga adalah untuk memastikan mekanisme arus kas yang besar tanpa adanya ketidaksesuaian dalam aset dan kewajiban segmen. Sebagai perantara keuangan, bank menghadapi risiko suku bunga dalam beberapa cara seperti:
Risiko Re-Pricing: bentuk utama risiko suku bunga naik adakah perbedaan waktu jatuh tempo (untuk suku bunga tetap) dan re-pricing (untuk suku bunga mengambang) dari aset, posisi kewajiban off-balance-sheet (OBS). Mereka dapat mengekspos bank “pendapatan dan aset” mendasari nilai ekonomi yang tak terduga tentang fluktuasi tingkat bunga yang cenderung terlalu sering dan tidak stabil.
Risiko Kurva Hasil: Ketidaksesuaian harga juga dapat membuat bank untuk melakukan perubahan kemiringan dan bentuk kurva hasil. Risiko kurva hasil tak terduga muncul ketika pergeseran kurva hasil telah merugikan bank pendapatan atau nilai ekonomi aset porfolio mereka.
Risiko Dasar: Risiko bahwa tingkat bunga untuk aktiva dan kewajiban yang berbeda dapat berubah dalam besaran yang berbeda maka disebut risiko dasar. Risiko tersebut timbul karena korelasi tidak sempurna dalam penyesuaian dari tarif yang diterima dan dibayarkan pada instrumen yang berbeda dengan karakteristik penentuan ulang harga yang bijaksana.
Resiko Pilihan Bawaan: Sebuah opsi memberikan pemegang hak (namun bukanlah kewajiban) untuk membeli, menjual atau dalam beberapa cara mengubah arus kas instrumen atau kontrak keuangan. Pilihan instrumen yang mungkin berdiri sendiri seperti pertukaran-opsi dan kontrak perdagangan over-the-counter (OTC), atau mereka mungkin akan tertanam di dalam instrumen standar sebaliknya. Saat bank menggunakan nilai tukar dan pilihan OTC- di kedua bidang perdagangan dan akun non-trading, instrumen dengan pilihan bawaan biasanya hal paling penting dalam kegiatan non-perdagangan.
Resiko investasi ulang: ketidakpastian tentang masa depan tingkat suku bunga menimbulkan risiko investasi ulang sebagai arus kas masa depan yang akan diinvestasikan kembali pada tingkat yang tidak diketahui saat ini. Kurva dengan hasil biasa, tanpa bootstrap, tidak diperhitungkan sebagai risiko investasi ulang.
Setelah mengetahui penjelasan tersebut,dapat kita tentukan apa masalahnya pada IT, masalahnya adalah perangkat IT yang canggih sehingga untuk meminjam bunganya menjadi naik, maksudnya adalah seperti peningkatan jaringan computer dan database yang canggih,sehingga transaksi menjadi lebih mudah,tapi factor kendalanya adalah suku bunganya menjadi naik yang tadinya bunganya 10% menjadi 15%,sehingga orang menjadi malas melakukan transaksi peminjaman dana perkreditan. Saya pernah melihat di suatu bank ketika saya sedang mengambil uang beasiswa ada seorang ibu dia ingin meminjam di bank tersebut dia bertanya pada teller bank tersebut,seketika dia tahu bunga bank tersebut 15% lalu ia bertanya,mengapa mahal?, kata teller bank nya, itu adalah bunga harga standar kami,karena peminjaman disini dapat melakukan pinjaman siap antar melalui telpon dan setiap yang meminjam mndapatkan bonus apabila sudah melunasi pinjaman tersebut. akhirnya dengan bunga yang 15% pelaku transaksi itu tidak jadi meminjam. Seharusnya bunga dan keseimbangan orang ingin meminjam itu harus di sesuaikan.

2.3 Valas (valuta Asing)
sebelum mengetahui permasalahan yang di jelaskan di bab 1,untuk itu perlu kita ketahui apa itu valas.
Pengertian Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun
foreign currency adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi keuangan internasional disebut dengan hard currency, yaitu mata uang yang berasal dari negara maju dan nilainya relatif stabil serta kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibanding mata uang dari negara lainnya.
Sebaliknya mata uang yang berasal dari negara berkembang atau Negara dunia ketiga jarang digunakan sebagai alat pembayaran antar negara karena nilainya relatif tidak stabil dan kadang mengalami depresiasi atau penurunan nilai, mata uang tersebut sering disebut dengan soft currency.
Hard currency berasal dari negara-negara maju seperti Dollar-Amerika serikat (USD), Yen-Jepang (JPY), Euro (EUR), Poundsterling-Inggris (GBP), Dollar-Canada (CAD), Swiss-Franc (CHF), Dollar-Australia (AUD), dan lainlain.
Sedangkan soft currency pada umumnya berasal dari negara berkembang seperti Rupiah-Indonesia (IDR), Bath-Thailand (THB), Peso-Philipina (PHP), Rupee-India (INR), dan lain sebagainya.
Dewasa ini ada ratusan mata uang yang digunakan di puluhan negara di dunia. Dalam praktek perdagangan valuta asing, mata uang dari berbagai Negara ini telah ditentukan kodenya oleh suatu badan internasional yaitu International Organisation for Standardization yang sering disebut dengan ISO. Dalam ISO code ini biasanya mata uang suatu negara hanya diberi kode dengan tiga huruf, dimana dua digit pertama adalah nama negara dan satu digit terakhir (digit ketiga) adalah nama mata uang negara yang bersangkutan, misalkan pada contoh diatas
adalah IDR dimana dua digit pertama menyatakan singkatan nama Negara Indonesia dan digit ketiga merupakan inisial dari Rupiah.
Nilai tukar valas ini selalu berubah-ubah setiap waktu. Pergerakan nilai tukar valas atau (rate valas) ini banyak hal yang mendasarinya, diantaranya adalah :
• Devaluasi/Depresiasi dan Revaluasi/Apresiasi
Devaluasi dan depresiasi adalah penurunan nilai tukar mata uang negara tertentu
terhadap nilai mata uang negara lain, dimana depresiasi penurunannya tidak terlalu besar dan bersifat sementara sedangkan devaluasi penurunannya besar dan biasanya diumumkan secara resmi oleh pemerintah negara yang bersangkutan, begitu pula sebaliknya.
• Nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang
Nilai yang tertera pada mata uang disebut nilai nominal / nilai ekstrinsik,
sedangkan nilai intrinsik adalah nilai yang terkandung dalam mata uang itu sendiri, misalnya bahan yang digunakan untuk membuat mata uang itu (kertas,tinta, ongkos pembuatan, dan lain lain).
• Neraca Pembayaran (Balance of Payment)
Balance of Payment (BOP) ini dapat diartikan sebagai laporan keuangan dari
suatu negara yang menggambarkan aliran kas masuk dan keluar dari atau ke negara lain selama periode satu tahun. Dalam hal transaksinya BOP ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transaksi yaitu transaksi kredit yang menimbulkan kewajiban untuk membayar, misalnya transaksi impor, sedangkan transaksi debit yang menimbulkan arus uang masuk atau hak penerimaan uang, misalnya, transaksi ekspor.
• Cadangan Devisa
Cadangan devisa ini dapat diartikan sebagai total dana dari suatu negara, baik itu
berupa uang, asset likuid atau fasilitas lainnya dalam bentuk mata uang asing yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara. 
• Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi dapat diartikan sebagai tingkat kenaikan harga barang konsumsi
yang terjadi pada kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam persen pertahun.
• Suku Bunga Nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara sebelum
dikurangi tingkat inflasi.
• Suku Bunga Riil
Suku bunga riil adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara setelah dikurangi
dengan tingkat inflasi negara itu.
Berikut ini adalah penjelasan dari bab 1 pada permasalahan ketiga, hal itu terjadi karena mahalnya pajak impor dan ekspor sehingga bahan-bahan kebutuhan IT juga naik, hal ini naik bukan hanya karna mahalnya pajak impor dan ekspor tetapi hal ini terjadi pada kurs uang internasional yaitu dollar, jadi apabila harga dollar naik,maka harga barang-barang yang berbasis IT juga naik. Untuk solusinya adalah,perhatikan penjelasan pada bab 3.

2.3 Valas (valuta Asing)
sebelum mengetahui permasalahan yang di jelaskan di bab 1,untuk itu perlu kita ketahui apa itu valas.
Pengertian Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) ataupun
foreign currency adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi keuangan internasional disebut dengan hard currency, yaitu mata uang yang berasal dari negara maju dan nilainya relatif stabil serta kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibanding mata uang dari negara lainnya.
Sebaliknya mata uang yang berasal dari negara berkembang atau Negara dunia ketiga jarang digunakan sebagai alat pembayaran antar negara karena nilainya relatif tidak stabil dan kadang mengalami depresiasi atau penurunan nilai, mata uang tersebut sering disebut dengan soft currency.
Hard currency berasal dari negara-negara maju seperti Dollar-Amerika serikat (USD), Yen-Jepang (JPY), Euro (EUR), Poundsterling-Inggris (GBP), Dollar-Canada (CAD), Swiss-Franc (CHF), Dollar-Australia (AUD), dan lainlain.
Sedangkan soft currency pada umumnya berasal dari negara berkembang seperti Rupiah-Indonesia (IDR), Bath-Thailand (THB), Peso-Philipina (PHP), Rupee-India (INR), dan lain sebagainya.
Dewasa ini ada ratusan mata uang yang digunakan di puluhan negara di dunia. Dalam praktek perdagangan valuta asing, mata uang dari berbagai Negara ini telah ditentukan kodenya oleh suatu badan internasional yaitu International Organisation for Standardization yang sering disebut dengan ISO. Dalam ISO code ini biasanya mata uang suatu negara hanya diberi kode dengan tiga huruf, dimana dua digit pertama adalah nama negara dan satu digit terakhir (digit ketiga) adalah nama mata uang negara yang bersangkutan, misalkan pada contoh diatas
adalah IDR dimana dua digit pertama menyatakan singkatan nama Negara Indonesia dan digit ketiga merupakan inisial dari Rupiah.
Nilai tukar valas ini selalu berubah-ubah setiap waktu. Pergerakan nilai tukar valas atau (rate valas) ini banyak hal yang mendasarinya, diantaranya adalah :
• Devaluasi/Depresiasi dan Revaluasi/Apresiasi
Devaluasi dan depresiasi adalah penurunan nilai tukar mata uang negara tertentu
terhadap nilai mata uang negara lain, dimana depresiasi penurunannya tidak terlalu besar dan bersifat sementara sedangkan devaluasi penurunannya besar dan biasanya diumumkan secara resmi oleh pemerintah negara yang bersangkutan, begitu pula sebaliknya.
• Nilai nominal dan nilai intrinsik mata uang
Nilai yang tertera pada mata uang disebut nilai nominal / nilai ekstrinsik,
sedangkan nilai intrinsik adalah nilai yang terkandung dalam mata uang itu sendiri, misalnya bahan yang digunakan untuk membuat mata uang itu (kertas,tinta, ongkos pembuatan, dan lain lain).
• Neraca Pembayaran (Balance of Payment)
Balance of Payment (BOP) ini dapat diartikan sebagai laporan keuangan dari
suatu negara yang menggambarkan aliran kas masuk dan keluar dari atau ke negara lain selama periode satu tahun. Dalam hal transaksinya BOP ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transaksi yaitu transaksi kredit yang menimbulkan kewajiban untuk membayar, misalnya transaksi impor, sedangkan transaksi debit yang menimbulkan arus uang masuk atau hak penerimaan uang, misalnya, transaksi ekspor.
• Cadangan Devisa
Cadangan devisa ini dapat diartikan sebagai total dana dari suatu negara, baik itu
berupa uang, asset likuid atau fasilitas lainnya dalam bentuk mata uang asing yang dimiliki oleh bank sentral suatu negara. 
• Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi dapat diartikan sebagai tingkat kenaikan harga barang konsumsi
yang terjadi pada kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam persen pertahun.
• Suku Bunga Nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara sebelum
dikurangi tingkat inflasi.
• Suku Bunga Riil
Suku bunga riil adalah suku bunga yang berlaku di suatu negara setelah dikurangi
dengan tingkat inflasi negara itu.
Berikut ini adalah penjelasan dari bab 1 pada permasalahan ketiga, hal itu terjadi karena mahalnya pajak impor dan ekspor sehingga bahan-bahan kebutuhan IT juga naik, hal ini naik bukan hanya karna mahalnya pajak impor dan ekspor tetapi hal ini terjadi pada kurs uang internasional yaitu dollar, jadi apabila harga dollar naik,maka harga barang-barang yang berbasis IT juga naik. Untuk solusinya adalah,perhatikan penjelasan pada bab 3.

BAB I


BAB I

MANAJEMEN RESIKO BANK PADA PERKREDITAN BANK,SUKU BUNGA DAN VALUTA ASING TERHADAP IT

1.1  Latar Belakang dan rumusan masalah yang di dapat
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian resiko,pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Disini saya akan menjelaskan tentang manajemen resiko perkreditan bank dan manajemen resiko bank pada suku bunga dan valuta asing. Di dalam perusahan bank banyak sekali kita temui yang namanya perkreditan untuk kewirausahaan,dan data-data suku bunga atau valuta asing, masalah di dalam perkreditan bank dan di suku bunga serta valas itu banyak sekali,apa sih msalahnya? 
1. Masalah pertama pada perkreditan bank di dalam bidang IT yaitu,banyak sekali kita temukan yang namanya jaringannya lagi error lah atau komputernya lgi ada masalah sehingga banyak client atau nasabah yang ingin melakukan transaksi jadi sulit,mengapa hal itu bisa terjadi? Perhatikan enjelasan pada bab 2.
2. Masalah kedua adalah pada suku bunga, di bank-bank banyak sekali kita temui yang namanya suku bunga,banyak sekali orang mengatakan bunganya gede,atau bunganya ketinggian ngambil persenannya.sehingga orang yang ingin meminjam pinjaman bank jadi merasa berat gara-gara suku bunga itu,lalu apa masalahnya terhadap suku bunga dan IT ?, perhatikan penjelasan pada bab 2.
3. Masalah ketiga adalah pada valas(valuta asing), banyak sekali masalah pada valuta asing terhadap barang-barang IT,maksudnya adalah di saat valuta asing naik maka kebutuhan yang berbasis IT juga naik,misalnya seperti harga laptop yang tadinya  Rp 4.500.000 menjadi Rp.5.000.000,dan seterusnya. mengapa hal itu bisa terjadi? Perhatikan penjelasan pada bab 2.