Rabu, 26 Oktober 2011

pemuda dan sosialisasi


TUGAS ILMU SOSIAL DASAR DAN TULISAN
NAMA: RAHMAY ALI YATENDRA
KELAS: 1KB04
NPM: 25111775









Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul pemuda dan sosialisasi
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah  ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan makalah ini dapat lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi semua pembaca.
 Akhir kata, saya sampaikan terima kasih,bila ada kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


















Latar belakang
            Pemuda itu bagaikan sang mentari,perlu di pertanyakan,mengapa pemuda itu di sebut sebagai sang mentari?
            Artinya pemuda itu adalah orang yang umurnya berkisar 17 tahun hingga 35 tahun,yang di saat itu para pemuda banyak berfikiran sesuai harapannya di bandingkan orang yang tua,tapi tak semuanya pemuda berfikir seperti itu,ada pula pemuda-pemuda yang berfikirnya malas.
            Oleh karena itu pemuda sangat berkaitan sekali dengan sosialisasinya,tanpa adanya sosialisasi maka sifat pemuda tidak ada aturan atau disebut juga dengan pemuda yang kacau.
















Maksud Dan Tujuan

Maksud :
Maksud saya dari menulis karya ilmiah ini adalah memberikan wawasan yang sangat penting dalam bidang sosial terhadap pembaca yang membaca karya ilmiah ini.

Tujuan :
Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial.



METODOLOGI/DESKRIPSI
DAN TINJAUAN MATERI

Pemuda dan sosialisasi
            Pemuda adalah suatu generasi yang di pundaknya terbebani bermacam-macam harapan.hal ini dapat dimengerti karena pemuda di harapkan sebagai penerus,generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.
            Pemuda memiliki potensi-potensi yang melekat pada dirinya,oleh karena itu berbagai potensi positif yang di miliki generasi muda ini harus di garap,dalam arti pengmbangan dan pembinaannya hendaknya harus sesuai dengan asas,arah,dan tujuan pengembangannya.
            Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda kemampuan diri pemuda untuk melaraskan diri tengah-tengah kehidupan masyarakatnya.seorang pemuda harus mampu menseleksi berbagai kemungkinan yang ada sehingga mampu mengendalikan diri dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat dan mempunyai motivasi social yang tinggi.
POTENSI-POTENSI PEMUDA
a.Idealis dan daya kritis : secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada , maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
b.dinamika dan kreatifitas.
c.keberanian mengambil resiko
d.optimis dan kegairahan semangat
e.sikap kemandirian dan disiplin murni
f.terdidik
g.keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
h.patriotismedan nasionalisme
i.sikpa kesatria
j.kemampuan kekuasaan ilmu dan teknologi.

Sosialisasi  adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Jenis sosialisasi
a.Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
b.Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
Tahap-tahap seseorang menjadi pemuda
  • Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
  • Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
  • Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
  • Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Menurut Charles H. Cooley
Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.
3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu kebenarannya.





STUDI KASUS
DAN
PEMBAHASANNYA
Study kasus
            Mengapa pemuda itu banyak berandaian yang            jauh lebih dalam untuk menggapai cita-citanya?

Pembahasannya
            Karena pemuda itu pemikirannya sangat luas,berusaha untuk mewujudkan keinginannya,,misalnya ingin mebuat sebuah robot,pemuda berlatih keras dan tekun dalam mewujudkan ke inginannya


Kesimpulan
Pemuda dan sosialisasi adalah aspek kehidupan yang saling berkaitan.
Sosialisasi pemda itu sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang pemuda
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.


saran
Sebagai pemuda kita harus bersikap baik dan membangun agar masa depan kita tidak suram,untuk itu maka sebagai pemuda kita harus belajar dengan giat dan tekun








DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar